Jumat, 15 Mei 2009

TERNYATA PSBG ASYIK JUGA


• Hampir dapat dipastikan bahwa sekarang ini mayoritas warga Negara Indonesia sudah dapat membaca dan menulis sehingga panflet berbunyi bebas buta pun merebak bak jamur di mana-mana.
• Kemampuan atau keterampilan membaca dan menulis sudah dikuasai sejak anak masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Bahkan ketika anak duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK) ia sudah pula bisa membaca dan menulis. Namun untuk menulis dalam bentuk karya ilmiah, sastra maupun jurnalistik hanya orang-orang tertentu saja yang dapat melakukannya seperti wartawan atau penulis profesional. Hasil Karya mereka tadi, merupakan hasil karya mahal yang dapat mendatangkan keuntungan baik yang bersifat akademis maupun yang berupa materi uang.
• Namun demikian walaupun tidak harus dihargai dengan materi dan tidak perlu di hargai dengan apapun, saya akan mencoba menggoreskan pena saya untuk berbagi harapan seputar guru profesional.
• Sudahkah profesi guru layak berlabel profesional? Paling tidak seorang guru dapat meraih profesional apabila memiliki 3 kriteria yaitu mempunyai kompetensi pribadi, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Kompetensi pribadi adalah sikap yang melekat pada pribadi guru antara lain bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, adil, sabar, tegas bijaksana, jujur dan humoris. Kompetensi profesional berkaitan dengan kemampuan guru dalam penguasaan akademik (sesuai bidangnya) dan kemampuan mengajarnya. Kompetensi sosial adalah kemampuan yang berhubungan dengan bentuk partisipasi sosial di masyarakat baik formal maupun non formal.
• Perlu saya garis bawahi yang dimaksud guru memiliki jiwa humoris. Agar tidak disalahartikan dengan guru bisa melawak, namun lebih tepat bahwa guru harus mempunyai kepekaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan mengemasnya dalam bahasa yang segar, sehingga apa yang disampaikan menjadi menarik untuk diikuti. Tidak ada salahnya bukan jika seorang guru selalu mengikuti perkembangan cerita-cerita lucu/anekdot baik di PSBG, di internet maupun di majalah-majalah sebagai sarana agar dalam menyampaikan materi pembelajaran bervariasi (tidak monoton).
• Semua itu bisa di peroleh apabila seorang guru mau melihat ke depan , menengok ke belakang dan menoleh ke samping bahwa wadah / tempat untuk memperoleh semua itu tersedia di PSBG (Pusat Sumber Belajar Gugus) sesuai dengan 4 fungsi PSBG antara lain sebagai fungsi pertemuan, fungsi informasi, fungsi produksi dan fungsi pengembangan profesi. Oleh karena itu saya sengaja menuangkan tulisan saya ini untuk mengajak para guru agar PSBG menjadi patner sejati yang harus di miliki.
• Kesedihan guru yang utama adalah belum maksimalnya pelayanan yang diberikan kepada murid melalui PSBG pelayanan murid bahkan pelayanan pribadi maupun masyarakat insyaAllah dapat terpenuhi.
• Citra guru juga bisa terangkat jika mau beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing (conselor) dan manajer belajar (learning manager). Sebagai pelatih guru akan mendorong siswanya menguasai alat belajar / alat peraga yang semua itu tersedia di PSBG.
• Dunia selalu berubah, perkembangan teknologi sangat cepat, oleh karena itu guru profesional hendaknya tanggap, walaupun tidak mendominasi namun, paling tidak mengenal teknologi. Tempat yang paling dekat dengan kita untuk mengenal alam menguasai teknologi baik dari sistem mamal sampai sistem computer tersedia di PSBG. Sebaik apapun kurikulum yang dikembangkan dan sarana yang disediakan pada akhirnya gurulah yang melaksanakannya dalam PBM. Bahkan banyak ahli berpendapat bahwa guru merupakan kunci utama dalam peningkatan mutu pendidikan lalu bagaimana dengan anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar