Minggu, 13 Desember 2009

LAPORAN MUTU SEKOLAH ( LMS ) DI GUGUS DIRGANTARA BENER PURWOREJO

Laporan Mutu sekolah, memang sangat penting dimiliki oleh setiap sekolah, salah satu kegunaan yaitu untuk promosi sekolah, laporan kepada komite dan stakeholder. dengan Program LMS akan secara gamplang laporan sudah tersedia " kata Bapak Suripto " DLC DBE2 JATENG.
peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini, yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 1komite dan 1guru ( operator komputer )team saling bekerja sama. kegiatan dibuka oleh Ka. UPT Pendidikan dan Kebudayaan Bener Drs. Sasmito Adi MM. dengan harapan semua peserta mengikuti dengan serius dan penuh tanggung jawab dan dapat meng imput data yang diperlukan...

Jumat, 27 November 2009

TERAPI TERTAWA


Tertawa adalah ekspresi kebahagiaan yan bisa dilakukan tanpa syarat,”. Ungkap Armand Arhisaputra Klub Tawa Seuri Uny.Menurut Armand, terapi tertawa sama khasiatnya dengan meditasi sehingga sering disebut juga yoga tawa.
Tentu saja bukan sembarang tertawa melainkan tertawa alami.”Datang dengan sendirinya dan dalam diri kita tanpa bantuan atau rangsangan.dari luar seperti banyolan atau lawakan,” Jadi, harus ikut pelatihan tawa terprogram dibantu instruktur atau terapis. Dengan tertawa alami, bebas, dan lepas, ujar Armand,”Terjadi proses biologis dan psikhologis positif. Pembuluh darah melebar, oksigen yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak, sehingga sel tubuh mendapatkan nutrisi dan sistem kekebalan tubuh meningkat.”

Pasien juga disarankan berlatih pernafasan sebelum terapi.” Soalnya, total waktu terapi tawa berkisar sejam di setiap programnya, sementara pasien diharapkan tertawa satu menit. Itu sama dengan mengayuh sepeda selama 10 menit. Sama-sama mengucurkan banyak keringat karena merangsang jantung dan peredaran darah.”
Pada saat tertawa lepas, kondisi otak berada pada gelombang alfa (titik nol pikir, atau zero mind). Tertawa meningkatkan kadar endorphin yang mengurangi rasa sakit akibat radang sendi atau kejang otot, “ jelas Armand.Tetapi tawa juga bisa meringankan bronchitis, asma, migrain, karena tertawa bisa meningkatkan kapasitas paru – paru dan kadar oksigen dalam darah. Masih sederet lagi khasiat tertawa.
Tetapi hati – hati, terapi ini punya efek negatif bagi beberapa penyakit. “Pasien wasir akut, jantung dengan sesak nafas, pasca operasi, hamil, flu, TBC, dan glukoma dianjurkan tidak melakukan terapi ini. Pasalnya, saat tertawa, muncul tekanan – tekanan dalam perut, “jelas Armand”

Terapi Tertawa Bisa Dilatih
Dalam kenyataanya, tertawa tidaklah selalu mudah bagi setiap orang. Pada umumnya, orang terlalu tenggelam oleh masalah – masalahnya sendiri sehingga tidak bisa melihat sisi humor dari masalah itu. Bila kita bisa melihat permasalahan kita dari sisi yang berbeda, sisi yang membuat kita bisa tertawa, maka kita akan bisa melihat penyelesaiannya dengan lebih mudah. Selain itu, kemampuan untuk mentertawakan situasi tak menyenangkan yang sedang dihadapi, juga membuat kita merasa lebih kuat, memunculkan perasaan positif dan harapan.

Salah satu cara untuk bisa lebih mudah tertawa adalah dengan lebih sering melihat hal – hal yang mudah membuat kita tertawa, contohnya yaitu kartun, parodi, lawakan, buku yang bersifat humor, hingga film komedi. Terkadang disekeliling kita pun ada orang – orang yang bisa kita contoh karena selalu bisa melihat sisi humor dari setiap permasalahan hidup, sehingga hidupnya jauh dari ketegangan.
Jadi yang dimaksud dengan teapi humor disini, sama sekali bukan dengan jenis humor yang sifatnya mengejek, agresif, atau bersifat melecehkan orang lain. Humor yang kasar atau yang menyakitkan hati tentu saja tidak akan bisa menyembuhkan bukan?

Pertanyaan
Mengapa tertawa itu menyehatkan?
Bagaimana tertawa yang baik itu?
Penyakit apa saja yang bisa disembuhkan dengan terapi tertawa?
Penyakit apa saja yang tidak dianjurkan untuk mengikuti terapi tertawa?
Apakah dengan tertawa dapat memudahkan menyelesaikan permasalahan hidup?

silahkan jawab sendiri pertanyaan diatas
Selamat Mengerjakan.....
(diadaptasi dari DLC DBE2 " SUNARTO " )

Rabu, 25 November 2009

DBE , MENGATASI MASALAH TANPA MASALAH


Komputer itulah yang selalu menjadi awal pembicaraan obrolan kita saat ini, dengan komputer segala pekerjaan pasti akan cepat selesai dan hasilnya pasti memuaskan, itulah tuntutan kebutuhan, kata seorang yang sudah terbiasa pekerjaannya selalu menggunakan komputer.Pembelajaran di SD saat ini sudah mulai mengenalkan Pembelajaran menggunakan ICT terbatas.
Welahdalah......, DBE membantu kita, PSBG Dirgantara 2 hari yang lalu tertanggal 23 November 2009 hibah datang lagi berupa 2 unit komputer lengkap.DBE memang mengerti kebutuhan dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya PSBG Dirgantara Bener khusus nya, sehingga komputer yang di milikiPSBG Dirgantara berjumlah 6 unit dan 1 laptop, hebattt-- hebattt..
DBE mengatasi masalah tanpa masalah, itulah slogan saya untuk DBE, gimana tidak, tanpa proses panjang Hibah datang, tanda tangan penerimaan, rakit komputer langsung pakai,tanpa banyak instruksi,kami pasti memanfaatkan semaksimal mungkin dan hibah dari DBE pasti bermanfaat bagi guru dan pada siswa khususnya.terimakasih DBE

Kamis, 19 November 2009

PEMBERIAN HIBAH DARI WALI MURID KEPADA SD NEGERI KEBONKLIWON


Sekolah Dasar Negeri Kebonkliwon terletak di Dusun Rowo Desa Kedungpucang Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo, merupakan salah satu SD Binaan DBE.Tahun Pelajaran 2008/2009, dengan jumlah siswa 112.
Pada tahun pelajaran 2008/2009, SD. Negeri Kebonkliwon mendapat Hibah berupa satu unit TV Polytrhon 21 Inch, satu unit Parabola, dan satu unit DVD Player seharga Rp 2.725.000,00 ( dua juta tujuh ratus dua puluh lima ribu rupiah ) dari wali murid SD. Negeri Kebonkliwon.
Hibah tersebut bersifat suka rela dari wali murid SD Negeri Kebonkliwon tanpa paksaan dari pihak luar maupun dari pihak sekolah.
Penyerahan hibah tersebut dilakukan bersamaan dengan rapat pleno wali murid SD Negeri Kebonkliwon pada hari Sabtu tanggal 10 Oktober 2009 oleh Ketua Komite SD Negeri Kebonkliwon Bapak Ngadat dan diterima oleh Kepala SD Negeri Kebonkliwon Bapak Sumpeno, S.Pd serta disaksikan oleh Pengawas TK / SD Dabin Gugus Dirgantara Bapak Drs. Riyadi Akhmad dan juga disaksikan oleh pengurus Komite sekolah yang lain.
Pemberian hibah tersebut agar dimanfaatkan oleh sekolah untuk kepentingan belajar mengajar di SD Negeri Kebonkliwon. ( khcnk )

Rabu, 04 November 2009

ICT MAINTENCE AND TROUBLESSSHOOTING WORKSHOP

DBE2 Central Java -Usaid hari ini mengadakan workshop selama tiga hari mulai hari Rabu tanggal 4 November - Sabtu 7 November 2009, yang diikuti oleh semua gugus binaan dbe2 se Jawa Tengah, diataranya adalah Gugus Dirgantara yang diwakili oleh, LRC " Tri Wuryani, S.Pd . Person ICT Mohdi Anto Total, dan Sumpeno, S.Pd.
Inti Pelatihan hari pertama web blogging,sedang hari ke-2 penekanan peserta pada klinik perawatan dan mengatasi trouble error program.hari ke-3 ditekankan untuk training of trailer( tot ) dimana peserta harus menguasai materi dan mampu menyampaikan materi(sebagai fasilitator.

Senin, 26 Oktober 2009

KAMI DATANG UNTUK MEMBANTU ANDA


PROFIL PSBG DIRGANTARA KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO
NAMA PSBG : DIRGANTARA
Alamat : Jln. Magelang Km.10 Purworejo
Desa Kedungpucang,Bener,Purworejo
http/www.psbgdirgantara.blogspot.com

VISI

Terwujudnya Pusat Sumber Belajar yang berfungsi dengan baik dan berkelanjutan bagi peningkatan professionalisme para guru,kepala sekolah dan tenaga kependidikan

MISI

Peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar / Madrasah Iftidaiyah dengan jalan memberikan layanan program,dan sumber belajar bagi pelatihan profesional guru di tingkat gugus maupun proses pembelajaran di kelas.


TUJUAN :
a.Meningkatkan Profesional Guru dan Kepala Sekolah
b.Meningkatkan Mutu Pendidikan

KEUNGGULAN PSBG DIRGANTARA
1. SDM :
-- Guru- guru lebih mandiri ,trampil,akti dan kreatif ( lebih profesional )
-- Langkah-langkah Pembuatan RPP ,LKS menjadi sampel di tingkat Kecamatan
-- Mampu menciptakan Berbagai macam Alat Peraga Murah dari dari masing-
masing bidang studi yang terdokumen ( tersimpan ) di dalam ruang PSBG
-- Mampu mengakses data profil sekolah dengan sistem SDS
-- PBS mampu memberikan pelatihan sesuai dengan bidang studinya masing-
masing ke gugus lain se Kecamatan Bener
-- Siswanya aktif,kreatif dan mandiri
2. PENGURUS:
-- Sebagian besar Pengurus PSBG berijazah S1,bahkan ada 3 pengurus yang
bergelar S2 diantara 4 Kepala Sekolah se Kecamatan Bener
-- Semua Pengurus bisa mengoperasikan Computer
3. GEDUNGNYA SEBAGAI GEDUNG SERBAGUNA ANTARA
LAIN SEBAGAI
-- Laborat
-- Ruang Pembelajaran
-- Pengaksesan data
-- Penyimpanan Alat Peraga
-- Perpustakaan
--Tempat pertemuan
-- Tempat metting
-- Tempat pelatihan
4. PROGRAM YANG DIBUAT
-- Program Jangka Panjang
-- Program Jangka Menengah
-- Program jangka Pendek
5. SUMBER DANA
-- Iuran dari masing – masing sekolah binaan DBE2 yang dikelola bendahara
6. KEGIATAN KHUSUS
-- Mengadakan Pelatihan Computer bagi guru-guru
-- Mengadakan Pelatihan Computer Untuk siswa

KEMAJUAN YANG DICAPAI OLEH PSBG
1. Kemajuan pada fungsi Pertemuan :
-- mampu menyusun naskah soal ESES I
-- Menyusun naskah soal tri out UASBN sesuai Permendiknas no 82
-- Pengkajian buku elektronik sesuai dengan dengan surat Dirjen 2009
-- Penambahan koleksi Alat Peraga Murah
2. Kemajuan pada fungsi Informasi :
--mendapat kunjungan dari Mahasiswa Universitas Muhamadiah Purworejo
--mendapat kunjungan dari guru-guru SMK Kab.Purworejo
--mendapat kunjungan dari pesertasertifikasi
--mendapat kunjungan dari gugus lain
--mampu membuat blog sendiri
3. Kemajuan pada fungsi Produksi :
-- pembuatan PTK oleh guru
-- memasarkan APM pada kegiatan lomba pameran pendidikan
-- menyusun RPP,LKS,dan Lembar Efaluasi
-- menyusun Portopolio sertifikasi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas
-- membuat CD SDS SD
4. Kemajuan pada fungsi Pengembangan profesi
--banyak guru yamg melanjudkan program S1
--guru melakukan refleksi dan koreksi dan berusaha menemukan solusi
pemecahannya
--guru berperan sebagai pelatih yang mendorong siswanya untuk berkreasi
--penggunaan CD Pembelajaran dalam kegiatan Belajar Mengajar
--guru-guru semangat mengikuti pelatihan computer sebagai media pembelajaran
silahkan kunjungi kami!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Sejarah Bedug Agung Pendowo Purworejo



Masjid Agung Darul Muttaqin Purworejo memiliki peninggalan-peninggalan kuno yang sangat berharga, dan merupakan satu-satunya di Indonesia yaitu berupa Bedug. Raden Adipati Cokronagoro pertama berkeinginan untuk melengkapi semua perlengkapan Masjid Agung Purworejo ini. Demikian pula beliau menghendaki sebuah Bedug yang akan dipakai sebagai pertanda telah masukknya saat Sholat Fardhu ( Wajib ) juga dapat dipakai untuk menandai segala kegiatan ibadah Umat Islam serta kenegaraan waktu itu. Maka keinginan Raden Adipati ini diutarakanlah kepada para Suntono Kadipaten beserta para ‘Ulama’ Kadipaten Purworejo. kayu Jati Bang, yang batangya telah dipakai untuk membuat Soko Guru Masjid Agung serta Pendhopo Kadipaten, tinggal sisanya yang disebut Bongkot ( pangkal ). Bongkotnya kayu jati itu cukup besar, berdiameter hampir 2,50 meter.
Raden Adipati Cokronagoro sangat setuju untuk memanfaatkan bongkot kayu jati Bang tersebut dan memerintahkan kepada adindanya Raden Tumenggung Prawironagoro Wedana Bragolan untuk mengurusnya. Dengan dipimpin oleh Raden Tumenggung Prawironagoro, pembuatan Bedung Agung itu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Dengan trampilnya para tukang kayu mengerjakan Bedug besar itu, digergaji dan dilubanginya bongkot kayu jati tersebut. Setelah dilubangi dan dihaluskan maka tinggallah ukuran yang sesungguhnya, yaitu diameter ( garis tengah ) 194 sentimeter pada bagian depan dan bagian belakang 180 sentimeter. Dapat dibayangkan saat pembuatan lubang pada bongkot kayu jati tersebut, tentunya sangatlah sukar, karena kayunya sangat keras. Bahkan ada perkiraan dalam melubangi kayu itu dilakukan dengan membuat bara didalam kayu itu sendiri, sehingga akan terjadi lubang, kemudian dilanjutkan dengan dicungkil sedikit demi sedikit sampai akhirnya terbentuk lubang yang sangat bagus.
Tetapi dapat pula dilakukan pencungkilan mulai dari saat awal secara sedikit demi sedikit sampai pada akhirnya membentuk lubang yang diinginkan. Yang jelas dalam proses pembuatan bedug itu sendiri, dilaksanakan dengan hati-hati dan permohonan kepada Allah SWT. Agar kelak Bedug yang terbentuk dapat bermanfaat dan berfungsi dengan baik.
Pada akhirnya pekerjaan yang cukup sulit itu selesai jugalah dikerjakan orang dengan ukuran sebagai berikut :
Garis tengah bagian depan = 194 cm
Garis tengah bagian belakang = 180 cm
Keliling lingkaran depan = 601 cm
Keliling lingkaran belakang = 564 cm
Panjang rata-rata = 292 cm
Bahan dari kayu Jati Bang bagian pangkalnya ( bongkot nya ) sisa kayu jati Pendowo, tidak terdapat sambungan, jadi utuh satu glundung. Kemudian Wedana Bragolan yang mendapat tugas memimpin pengerjaan bedug itu, yaitu Raden Tumenggung Prawironagoro, menghadap (sowan ) Kanjeng Raden Adipati Cokronagoro I untuk melaporkan, bahwa pembuatan Bedug Agung telah selesai dengan baik. Untuk selanjutnya tinggal menuggu perintah pengangkutannya ke kota Purworejo, yang jaraknya dari Dukuh Pendowo sampai ke kota Purworejo adalah 9 kilometer.
Mengingat pada masa itu jarak 9 kilometer adalah cukup jauh, apalagi jalannya belumlah seperti pada masa kini yang sudah beraspal dan halus. Pada masa itu, jalan dari Purwodadi sampai ke kota Purworejo masih merupakan jalan tanah yang belum rata dan bilamana dimusim hujan akan berlumpur, sedangkan pada musim panas berdebu penuh batu. Dikiri kanannya masih tertutup hutan dan dapuran bambu yang cukup rapat, sedangkan rumah penduduk masih jarang sekali. Maka masalah pengankutan Bedug Agung itu akan menjadi masalah yang cukup besar dan rumit.
Setelah Bupati Raden Adipati Cokronagoro menerima laporan dari adindanya Wedana Raden Tumenggung Prawironagoro, bahwa Bedug Agung telah selesai dibuat dan siap untuk segera diangkut ke Purworejo. Untuk pengankutan Bedug Agung tidaklah mudah karena membutuhkan tenaga yang ahli karena keadaan Bedug yang sangat besar dan tempat dimana Bedug itu dibuat karena hutan jati tersebut merupakan tempat yang agak menakutkan, wingit kata orang Jawa. Disamping itu diperlukan juga ketajaman pikir serta kebijakan orang yang akan memimpin pengangkutan Bedug tersebut dengan melalui jalan pada saat itu yang kondisinya jelek. Tentulah hanya orang yang mempunyai daya linuwih sajalah yang akan berhasil melaksanakan tugas berat itu
Pada masa itu menurut tradisi masyarakat Jawa, setiap pekerjaan atau tugas yang akan dilaksanakan, haruslah dipimpin oleh kaum kerabat dari yang mempuyai perintah tersebut ( ingkang yasa ), setelah kemudian ternyata tidak ada yang sanggup, maka diperkenankan untuk dicarikan penggantinya dari orang luar kerabat yang yasa itu.
Demikian pula dengan tugas berat ini, bahwa ternyata kerabat Cokronagoro itu tidak ada yang sanggup atau bersedia untuk melaksanakannya. Maka akhirnya terpaksa harus dipilihkan orang luar. Kemudian dengan agak takut-takut, Tumenggung Prawironagoro mencoba mengajukan usul untuk memilih orang luar kerabat Cokronagaran, tetapi yang masih ada kaitannya dengan kerabat Cokronagaran. Beliau mencoba mengusulkan Putra Menantunya sendiri sebagai pengemban tugas besar itu, yaitu Kyai Muhammad Irsyad yang menikah dengan putrinya.
Kyai Muhammad Irsyad ini adalah seorang Kyai serta Kaum ( Labai) dari pondok pesantren Solotiang di wilayah Loano. Kyai Irsyad ini mempunyai kelebihan dan kecerdasan pikirnya dibanding dengan orang-orang lainnya. Setelah disampaikan usulannya serta alasan-alasan pengajuan menantunya itu kepada kanjeng Adipati, maka dengan harap-harap cemas Raden Tumenggung Prawironagoro menanti jawaban dari Kanjeng Adipati. Tetapi kemudian ternyata usulan tersebut dapat diterima oleh Kanjeng Raden Adipati Cokronagoro. Demikian pula pada saat itu para pembesar Kadipaten pun menyetujuinya. Mereka percaya bahwa Kyai Muhammad Irsyad akan mampu mengatasi pekerjaan besar tersebut.
Dengan demikian dalam bahasa Jawa dikatakanlah bahwa Kyai Muhammad Irsyad itu ” sinengkaake ing ngaluhur ( diangkat menjadi orang besar ) oleh Kanjeng Raden Adipati Cokronagoro I. Kemudian para ahli yang terpilih Kanjeng Adipati Cokronagoro berkenan melantik Kyai Muhammad Irsyad menjadi Pembesar yang akan mengepalai pekerjaan besar dan mulia itu.
Kayu jati bakal bedug diikat dengan kuat, beberapa ujung tali pengikat itu ditarik secara ramai-ramai. Bagian bawah dilandasi dengan kayu panjang bulat beberapa buah, agar dalam penarikan terasa ringan karena kayu bulat tadi akan berputar. Kemudian muka bedug dipasang lagi kayu-kayu bulat yang lain, demikian seterunya hingga sampai ke pos pertama kemudian berhenti untuk istirahat. Sepanjang perjalanan para pekerja bersorak-sorak Rambatirata, gugur gunung dengan diiringi gendang, angklung, seruling, bende dan tabuhan lainnya, sehingga menambah semangat para pekerja tadi. Riuh rendahlah suara para pekerja para pekerja dan para penonton disepanjang perjalan itu. Sesampainya di Braak atau pos pemberhentian, para penarik bedug pun berhentilah untuk beristirahat. Di braak itu telah disiapkan makanan dan minuman, perangkat tetabuhan gamelan beserta ledeknya. Penduduk sekitarnya menyambut rombongan pekerja penarik bedug Agung itu.
Disaat istirahat dengan lemah gemulai para ledek ( Tandak ) itupun menari diiringi irama gamelan. Sesekali diantar mereka turut menari, berjoget dengan para ledek tersebut menambah gembiranya suasana. Demikian keadaan di Braak saat itu, sampai pada akhirnya mereka terlelap tidur. Begitulah setiap Braak dicapai setiap harinya, hingga sampai Braak terakhir terjangkau. Maka diperkirakan memakan waktu 20 hari perjalanan penarikan Bedug Ageng tersebut.
Demikianlah Pos demi pos dilalui selama kurang lebih 20 hari dengan penuh semangat serta perhatian dari penduduk sekitarnya,akhirnya sampailah di Kota Purworejo
Di Kota Purworejo telah disiapkan penyambutan oleh Kangjeng Raden Adipati Cokronagoro beserta pembesar-pembesar Kabupaten dan Ulama-ulama, demikian pula penduduk Kota Purworejo turut mengelu-elukannya.
Di depan Gapura Masjid Agung, para penyambut telah siap siaga menunggu kedatangan Beduk Ageng yang akan menjadi kebanggaan seluruh rakyat Purworejo nantinya. Tak berapa lama terdengarlah suara bunyi-bunyian riuh rendah , puput serunai, gendang dan angklung serta sorak sorai para penarik beduk dan penonton, bercampur menjadi satu, gegap gemita tidak karuan suaranya.
Para penyambut di depan gapura masjid, bergoyang dan bergumam seperti suara lebah mendengung, semua melihat kearah datangnya suara gemuruh riuh rendah itu. Tampaklah didepan sendiri para penari, pentulan dan jathilan menari-nari mengikuti bunyi-bunyian, diikuti oleh para penabuh dan akhirnya tampaklah Kiayi Muhammad Irsyad bersama para pengirimnya berjalan didepan para penarik Bedug Agung itu. Di belakang sendiri para penggembira dari desa-desa yang dilalui turut mengiringinya dengan membawa serta bunyi-bunyiannya sendiri-sendiri. Sesampainya didepan gapura Masjid Agung, rombongan tersebut berhenti. Para penari, pentulan jathilan dan lain sebagainya, menyibak memberikan jalan untuk lalunya Kyai Muhammad Irsyad.
Setelah Kayu Jati yang diperuntukan bagi Bedug Agung itu sampai di masjid Agung Kota Purworejo, maka untuk selanjutnya akan disempurnakan sebagaimana halnya sebuah bedug, yaitu dipasang penutup Bedug dari kulit. Karena besarnya bedug itu, maka diperlukan kulit penutup yang besar pula kemudian dicarilah kulit yang besar dari hewan besar. Pada masa itu masih banyak terdapat banteng. Maka jatuhlah pada pilihan hewan ini. Setelah kulit banteng didapat, lalu dipanggilmya seorang yang ahli Pemangkis ( penutup ) bedug yang terkenal di Purworejo
Sebelum di tutup, didalam bedug itu dipasang semacam gong sejumlah 2 buah, dipasang behadapan dengan maksud, apabila bedug itu di tabuh, maka akan diteruskan pada kedua gong tadi getarannya. Diharapkan suaranya akan bertambah nyaring. Dalam istilah ilmu alamnya ( fisika ) hal itu disebut resonansi.
Bedug Agung yang telah selesai diberi penutup dari kulit banteng tersebut, digantung pada kerangka kayu jati dengan rantai besi. Kemudian diletakkan disebelah selatan dalam serambi Masjid Agung. Disampingnya diletakkan sebuah khenthongan kayu jati yang agak besar, sebagai pembantu irama bedug bila di tabuh. Pada awalnya Bedug Ageng itu adalah ditabuh orang apabila telah tiba saatnya Sholat Wajib yang Lima. Jadi didalam waktu satu hari Bedug Agung di pukul dengan irama tertentu sebanyak lima ( 5 ) kali. Pada masa itu pepohonan masih cukup rapat, dan udara tidak begitu kotor, suara bising dan hiruk pikuk tidak ada, maka suara serta gema dari bunyi Bedug Agung sangat keras terdengar.
Maka dimintalah lembu Ongale tadi untuk memenuhi kebutuhan Bedug Agung. Tentu saja pemiliknya tidak merasa keberatan untuk memberikannya. Akhirnya disembelih dan dikulitilah lembu itu serta disamak dengan baik agar diperoleh bahan penutup bedug yang kuat dan awet. Pada tanggal 13 Mei 1936, dipasanglah kulit lembu Ongale itu sebagai ganti kulit penutup Bedug Agung yang rusak tadi.
Penggantian kulit Bedug Agung yang terakhir ini, adalah pada bulan Mei tanggal 3 tahun 1993 Masehi. Yang diganti ialah kulit penutup bagian belakang, adapun penggatinya hanya kulit sapi biasa yang cukup besar pemberian seorang dermawan dari Cilacap. Anehnya bila kulit bedug sudah diberikan, maka dapat dipastikan beberapa saat kemusian salah satu bagian penutup itu terus rusak.Wallhu ’alam Bishshawab
Data - Data Bedug Ageng Pendowo – Kyai Bagelen
1Bahan Bedug : Bongkot (pangkal)pohon jati bang yang bercabang lima,yang berusia ratusan tahun
2Ukuran Bedug :
Panjang Badan Bedug : 292cm
Garis tengah depan : 194cm
Garis tengah belakang :180cm
Keliling bagian depan : 601cm
Keliling bagian belakang :564cm
3 Penutup Bedug Semula dari kulit Banteng .
1 Tangga l3Mei 1936 di ganti dengan kulit lembu Ongale

2 Bagian belakang diganti lagi dengan kulit sapi besar pada bulan Mei 1993
4 Paku penguat untuk penguat sekeliling kulit Penutup Bedug, diberikan paku keliling tersebut dari kayu jati
Jumlah paku keliling : Bagian depan = 112 buah
Bagian belakang = 98 buah

1. Waktu pembuatan diperkirakan antara tahun 1834 – 1840 Masehi
2. Dibuat atas perintah Kanjeng Raden Adipati Cokronagoro I , Bupati Purworejo pertama. Diangkut dari dukuh Pendowo, Bragolan, Purwodadi ke Masjid Agung Purworejo dengan pimpinan Kyai Haji Muhammad Irsyad, Kaum ( Na’ib ) desa Solotiang, Loano, Purworejo. Putra menantu Raden Tumenggung Prawironagoro Wedana Bragolan Purworejo
3. Bedung Agung ini akan dibunyikan pada hari-hari tertentu saja, tidak setiap hari seperti pada masa lampau, hal ini dilakukan untuk menghindari cepat rusaknya kulit penutup bedug itu sendiri, bila terlalu sering dipalu orang.

4. Hari-hari itu adalah, setiap hari Kamis, dimulai pada saat Shlolat Ashar, Sholat Maghrip, Isya’, Sholat Subuh dan menjelang Sholat Jum’at. Setelah itu berhenti. Lalu setiap menjelang Sholat Sunnat Hari Raya Fitrah ( Idul Fitri ) dan Qurban, pada saat detik-detik Proklamasi Tanggal 17 Agustus serta bila ada kejadian-kejadian penting lainnya. Selain hari-hari tersebut, Bedug Ageng ini tidak dibunyikan orang.
Orang yang bertugas untuk memukul Bedug Ageng ini ialah Bapak Amat Sa’bani, Bp. Jahri dan pada bila hari raya adalah Turmudi.

PELATIHAN REPLIKASI INTERAKTIF AUDIO INSTRUKSIONAL (IAI) GURU TK se UNIT PELAKSANA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BENER



Program Audio Interaktif, yang juga dikenal sebagai paket PAI adalah paket materi pendidikan untuk anak-anak usia 5 dan 6 tahun yang terdiri dari audio dan cetak yang dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran di kelas TK B.
Program audio mempromosikan pembelajaran interaktif melalui bermain, menyayi, kegiatan fisik, dan bercerita. Pendidikan ini memungkinkan anak-anak berinteraksi satu dengan yang lai dan dengan guru kelas, bahkan dengan tokoh-tokoh audio. Program ini menuntun anak-anak dan guru-guru melalui kegiatan-kegiatan yang didasarkan pada standar dan kurikulum nasional TK B yang sesuai dan menyenangkan bagi anak-anak pra-sekolah.
Paket PAI diciptakan melalui sebuah kemitraan antara Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan (Pustekkom), Departemen Pendidikan Nasional, Universitas Terbuka, dan Program Pendidikan Dasar Terdesentralisasi : Belajar-Mengajar (DBE 2) yang didanai oleh USAID. Selain institusi yang telah disebutkan, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa (P4TK TK dan PLB) bermitra dengan DBE 2 untuk melatih guru dalam menggunakan Paket PAI di kelas.
Kecamatan Bener sebagai mitra DBE, telah mendapat pelatihan PAI di tingkat Provinsi Jawa Tengah. Mengingat penting dan bermaknanya PAI maka program ini disampaikan kepada seluruh Kepala /Guru TK se-Kecamatan Bener dalam bentuk Pelatihan Program Audio Interaktif bagi Kepala dan Guru TK se-Kecamatan Bener.
NAMA DAN TUJUAN KEGIATAN
1. Nama Kegiatan : Pelatihan Interaktif Audio Instruksional Bagi Guru TK
2. Bentuk Kegiatan : a. Pelatihan
Ceramah
Diskusi
Presentasi
b. Pendampingan
Fasilitasi praktik IAI di TK
3. Tujuan Kegiata : a. Meningkatkan ketrampilan Guru menggunakan audio
dalam pembelajaran.
b. Penguasaan pembelajaran dengan media audio.

SASARAN KEGIATAN
1. Sasaran Personal :
Sasaran kegiatan pelatihan adalah 32 TK , 32 Kepala dan 33 guru kelas Taman Kanak- kanak di wilayah UPT Pendidikan dan Kebudayaan Bener.
2. Sasaran Program : a. Kepala/Guru TK memahami dan terampil melaksanakan IAI
b. Kepala/Guru TK mampu melaksanakan IAI dengan baik di TK
nya melalui pendampingan.
TEMPAT DAN WAKTU KEGIATAN
1. Tempat Pelatihan :
a. Tempat Kegiatan : Kegiatan akan dilaksanakan di Balai Desa Kaliboto

2. Pendampingan :
a. TK
b. Gugus TK/KKG TK

PELATIHAN REPLIKASI

Kamis, 17 September 2009

KEGIATAN PSBG DIRGANTARA


Psbg Dirgantara Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo Propinsi Jawa Tengah akan di evaluasi pada hari Jum'at Tanggal 18 September 2009. sesuai jadwal yang ditentukan yang akan mengevaluasi adalah tim dari DBE2 Jawa Tengah.kegiatan di PSBG Dirgantara selama ini sudah berjalan sesuai dengan yang telah di jadwalkan dan sesuai dengan program yang ada salah satu contoh yang telah PSBG laksanakan adalah pelatihan ICT berupa pelatihan komputer bagi kepala sekolah binaan DBE2 terdiri dari 10 SD.Kegiatan tersebut setiap hari Rabu dan Sabtu,hari Rabu diikuti 10 Kepala Sekolah dan hari Sabtu PBS dan Guru.

Kamis, 18 Juni 2009

PERKENALAN PEMBELAJARAN IAI



Pada hari Rabu,10 Juni 2009 IGTK UPT P dan K Bener mengadakan pertemuan rutin yang dihadiri oleh kurang lebih 65 guru TK se UPT P dan K Bener.
Acara inti pertemuan hari itu adalah perkenalan Program Pembelajaran IAI dari TK binaan DBE 2 yaitu TK Mardisiwi ,Desa Kaliboto, Kecamatan Bener ,Kabupaten Purworejo.

Perkenalan Pembelajaran IAI yang disampaikan pada hari itu atas kesepakatan musyawarah antara Ka UPT dan Tim DBE 2 di Kec.Bener,yang disaksikan oleh bapak Haryo Yunanto dari DBE 2 Semarang, sehabis melaksanakan kegiatan Postes TK.

Kegiatan dipandu oleh Kepala TK yaitu Ibu Suharti dan dibantu oleh dua orang guru : Ibu Irawati dan Ibu Umi Hidayah didampingi oleh Pengawas TK/SD dan LRC DBE 2 ( Ibu Tri Wuryani ). Kegiatan diawali dengan penjelasan dan penyampaian informasi seputar DBE 2. ( dari kriteria pemilihan TK Binaan sampai ke pemberian Hibah ).

Tujuan Perkenalan Pembelajaran IAI ,untuk mengetahui sejauh mana tanggapan guru-guru TK diluar binaan DBE tentang program IAI . Ternyata respon mereka sangat bagus,bahkan para guru menginginkan penularan pembelajaran IAI melalui KKG ruru TK di masing-masing gugus.

Pertemuan berakhir setelah para guru berhasil mempraktikkan APM sesuai lembar kerja yang diterima yaitu cap dua tangan dengan lem kanji yang telah disiapkan. Inilah kegiatan mereka menggambarkan guru yang kreatif.

Rabu, 10 Juni 2009

POS TES DI TK MARDISIWI KALIBOTO


Tanggal 6 Juni 2009 di Taman Kanak-kanak Mardisiwi desa Kaliboto Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo diadakan Pos Tes untuk mengevaluasi peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Pos Tes dilakukan oleh tim dari DBE2 yaitu Bapak Haryo, Ibu Siti Khotijah dan Ibu Palupi. Selain tim dari DBE2 postes juga dihadiri oleh Kepala UPT Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Bener Bapak Drs. Sasmito Adi dan Pengawas TK/SD/SDLB Bapak Banjar Rianto, S.Pd.. Pertanyaan yang diajukan bukan hanya untuk peserta didik saja namun juga diajukan kepada Kepala Sekolah Ibu Suharti , Penyeleng Sekolah Bp. Ruhadi, Wali murid yang hadir serta sepuluh siswa TK Mardisiwi. Hasil pos tes berpredikat bagus banyak peningkatan dalam hasil pembelajaran terbukti sebanyak 98% pertanyak dapat di jawab dengan benar dan cepat oleh peserta didik.

Senin, 08 Juni 2009

KKG DI GUGUS HALDOKO DAN KARTIKA


Pada waktu yang lalu telah disampaikan materi pembuatan silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) oleh Mr. Margiyanto dan Mrs. Istinah. Kali ini (Rabu, 3 Juni 2009) tampil kembali PBS menyapaikan materi dalam KKG di Gugus Haldoko tentang pengenalan pembelajaran yang bernuansa PAKEM oleh Mrs. Martinah. Walaupun Mrs. Martinah sebagai fasilitator tunggal, namun memiliki semangat yang membara dan tak mengenal lelah. Hal ini disebabkan peserta KKG dari gugus Haldoko cukup antusias mengikuti materi yang disampaikan Mrs. Martinah.
Dalam acara KKG juga diadakan lepas sambut Pengawas TK, SD dan SLB. Yang semula Bp. Banjariyanto, S.Pd. sebagai pengawas di gugus Haldoko saat ini digantikan oleh Bp.Kasmino, S.Pd.

Replikasi juga diadakan di gugus Kartika. Pelaksanaan di gugus Kartika pada tanggal 4 Juli 2009. Materi dalam KKG di Gugus Kartika yaitu pembuatan Silabus dan RPP yang disampaikan oleh Margiyanto PBS gugus Dirgantara. Dalam acara KKG tersebut dihadiri oleh pengawas TK/SD dan SLB Bp. Drs. Riyadi Akhmad , seluruh Kepala Sekolah, dan guru SD yang tergabung dalam gugus Kartika.

Senin, 01 Juni 2009

SELEKSI KEPALA SEKOLAH TINGKAT UPT PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BENER



Pada tgl 30 Mei 2009 UPT Pend dan Kebudayaan Bener mengadakan SELEKSI GURU DAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI,kegiatan tersebut diikuti oleh semua SD dan TK se UPT P dan K Bener,setiap SD dan TK mengirimkan satu guru dan kepala sekolah sebagai perwakilan.Tahap I yaitu materi Ujian tertulis dan di ambil 5 besar dari guru dan kepala sekolah. Tahap II dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2009 dengan materi ujian tertulis dan materi TIK dengan pengusaan ICT dengan melaksanakan Presentasi. ICT yang diujikan berupa MS Word dan EXEL sedangkan Presentasinya menggunakan Power Point.
Dari ke 5 besar Kepala Sekolah peserta yang masuk nominasi tiga diantaranya adalah dari gugus dirgantara yaitu,Bp. TUKIMIN, S.Pd Kepala Sekolah SDN Kedungpucang yang merupakan centre dari pada kegiatan DBE sekaligus Ketua PSBG DIRGANTARA, Juanaedi, M.Pd KS SD Ketosari, Sumpeno, S.Pd KS SD Kebon Kliwon.Dari ketiga KS tersebut yang masuk seleksi ke tingkat Kabupaten adalah Bp. Tukimin, S.Pd. Pada tanggal 3 Mei 2009 seleksi di Kabupaten yang pesertanya hasil seleksi tingkat UPT se Kab Purworejo sebanyak 16 peserta. Hasil Seleksi kepala sekolah berprestasi tngkat Kab.menunjukkan bahwa Bp.Tukimin masuk ke tingkat propinsi Jateng.
PROFIL KEPALA SEKOLAH

Nama : TUKIMIN, S.Pd
NIP : 19630812 198405 1 005
Pangkat : Pembina
Gol. Ruang : IV / a
Tempat : Kulon Progo
Tgl. Lahir : 12 Agustus 1963
Unit Kerja : SDN Kedungpucang
TMT CPNS : 1 Mei 1984
TMT Kepala Sekolah : 28 Agustus 2003
Pendidikan : S1

sedangkan yang dipresentasikan berupa makalah,silahkan dibaca semoga bermanfaat :........
Manajemen Berbasis Sekolah :
Upaya Memberdayakan Kepala Sekolah Sebagai Manajer Di Sekolah

Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Kesadaran tentang arti dan makna pentingnya pendidikan oleh segenap lapisan masyarakat, bahwa pendidikan senantiasa memberikan harapan yang lebih baik pada masa yang akan datang, telah mendorong dan memberi motivasi seluruh stakeholder dan masyarakat pada umumnya terhadap gerak langkah perkembangan pendidikan. Sekolah sebagai institusi pendidikan, merupakan tempat proses pendidikan berlangsung, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis. Dalam kegiatannya, sekolah bukan hanya sekedar tempat mobilitas dan berkumpulnya kepala sekolah, guru dan siswa tetapi sekolah berada pada satu tatanan sistem yang rumit, komplek dan saling berkaitan. Sekolah yang diharapkan dapat meningkatkan kwalitas sumber daya manusia, perlu dikelola, diatur, ditata dan diberdayakan, agar dapat menghasilkan produk secara optimal.
Didalam konteks pendidikan sekolah memiliki stakeholder antara lain murid-murid, guru, masyarakat, pemerintah, dunia usaha, maka sekolah memerlukan pengelolaan ( manajemen ) yang akurat, akuntabel agar dapat memberikan hasil yang optimal, sesuai dengan tuntutan pihak-pihak yang berkepentingan.
Manajemen Berbasis Sekolah disingkat MBS adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk merancang atau mendesain kembali pengelolaan sekolah dengan memberikan keleluasaan kepada kepala sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan kinerja sekolah yang mencakup guru, kepala sekolah, siswa, orang tua siswa dan masyarakat. MBS mengubah sistem pengambilan keputusan dengan memindahkan otoritas dalam pengambilan keputusan dan manajemen ke setiap pihak yang berkepentingan ditingkat lokal ( local stakeholder ) ( Chapnan, 1990 )
Kepala Sekolah adalah pelaksana suatu tugas yang sarat dengan harapan dan pembaharuan. Kemasan cita-cita mulia pendidikan kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah. Sekolah sebagai suatu komunitas pendidikan membutuhkan seorang figur pemimnpin yang dapat mendayagunakan semua potensi yang ada dalam sekolah. Maka disinilah letak pentingnya pemberdayaan kepala sekolah melalui Manajemen Berbasis Sekolah.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan dan pengendalian seperti apa yang dibutuhkan oleh sekolah ?
2. Apa manfaat MBS dalam pengelolaan sekolah ?
3. Bagaimana pemberdayaan kepala sekolah sebagai menajer di sekolah ?

C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Mengetahui sistem pengelolaan dan pengendalian sekolah
2. Megetahui manfaat MBS dalam pengelolaan sekolah
3. Mengetahui bagaimana memberdayakan kepala sekolah sebagai manager di sekolah

D. Manfaat Penulisan Makalah
1. Menyebarluaskan kepada stakeholder tentang pengelolaan dan pengendalian sekolah dalam rangka desentralisasi pendidikan khususnya dan pelaksanaan otonomi daerah pada umumnya
2. Mengingatkan manfaat MBS dalam pengelolaan sekolah kepada seluruh pemangku kepentingan pendidikan,khususnya masyarakat dan pemerintah
3. Menambah wawasan cara pandang dan aplikasi di sekolah tentang fungsi manager sebagai seorang kepala sekolah




















Bab II
Pembahasan

A. Pengelolaan dan Pengendalian Sekolah
Optimalisasi sumber-sumber daya yang berkenaan dengan pemberdayaan sekolah merupakan alternatif yang paling tepat untuk mewujudkan suatu sekolah yang mandiri dan memiliki keunggulan tinggi. Pemberdayaan berarti memberi otonomi yang lebih luas dalam memecahkan masalah disekolah, dengan cara melakukan perubahan kebijakan dibidang manajemen pendidikan dengan prinsip memberikan kewenangan, dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan sesuai tuntutan dan kebutuhan masing-masing sekolah secara lokal. Meskipun tidak mudah tetap harus dilakukan sebab :
1. tuntutan keperluan masyarakat terhadap hasil pendidikan
2. semakin tingginya kehidupan sosial masyarakat dengan berkembangnya IPTEK
3. Masyarakat meyakini bahwa pendidikan mampu menjawab dan mengantisipasi tantangan tersebut
Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan memberdayakan sekolah melalui Manjemen Berbasis Sekolah ( MBS ), yang intinya memberikan kewenangan dan pendelegasian kewenangan ( delegation of authority ) kepada sekolah untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kwalitas secara berkelanjutan ( quality continous improvement ).
Dengan mengalihkan wewenang dalam keputusan dari pemerintah tingkat pusat ( Depdiknas ), Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/kota kesekolah diharapkan sekolah lebih mandiri berkembang sesuai kondisi dan tuntutan masyarakat. Sekolah dikelola dengan melaksanakan MBS, pemerintah berfungsi sebagai pengendali

B. Manfaat MBS Dalam Pengelolaan Sekolah
MBS dipandang sebagai alternatif dari pola umum pengoperasian sekolah yang selama ini memusatkan wewenang dibirokrasi pendidikan. MBS adalah strategi untuk meningkatkan pendidikan dengan mendelegasikan kewenangan pangambilan keputusan penting dari pusat dan daerah ke tingkat sekolah misalnya tentang anggaran dan kurikulum.


Para pendukung MBS menyatakan lebih banyak maslahatnya, karena :
1. Menciptakan sumber kepemimpinan baru
2. Demokratis
3. Terbuka
4. Menciptakan keseimbangan yang pas antara anggaran yang tersedia dan prioritas program
5. Meningkatkan motivasi dan komunikasi
6. Menigkatkan prestasi belajar murid.

Penerapan MBS yang efektif secara spesisik mengidentifikasi beberapa manfaat spesifik dari penerapan MBS sebagai berikut ( Kathleen, Eric-digests, Downloaded April 2002 ).
1. Memungkinkan orang-orang berkompeten di sekolah untuk mengambil keputusan yang akan meningkatkan pembelajaran
2. memberi peluang bagi seluruh anggota sekolah untuk terlibat dalam pengmbilan keputusan penting
3. mendorong munculnya kreatifitas dalam merancang bangun program pembelajaran mengarahkan kembali sumber daya yang tersedia untuk mendukung tujuan yang dikembangkan disetiap sekolah
4. mengarahkan kembali sumber daya yang tersedia untuk mendukung tujuan yang dikembangkan di setiap sekolah
5. menghasilkan rencana anggaran yang lebih realistik ketika orang tua dan guru makin menyadari keadaan keuangan sekolah, batasan pengeluaran dan biaya program-program sekolah
6. meningkatkan motivasi guru dan mengembangkan kepemimpinan baru di semua level

C. Memberdayakan Kepala Sekolah Sebagai Manager di Sekolah
Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas yang sarat dengan harapan perubahan dan pembaharuan. Sekolah sebagai suatu komunitas pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan semua potensi yang ada dalam sekolah. Untuk mewujudkan visi dan misi sekolah kepala sekolah bukan sekedar akumulator melainkan juga harus berfungsi sebagai konseptor managerial. Kepala sekolah tidak hanya dituntut sebagai edukator dan administrator, tapi juga sebagai manager dan supervisor yang mampu menerapkan manajemen bermutu. Indikasinya ada pada iklim kerja dan proses pembelajaran yang kontruktif berkreasi dan berprestasi.
Manajemen sekolah tidak lain berarti pendayagunaan dan penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif. Pada prinsipnya manajenen sekolah sama dengan manajemen perusahaan perbedaannya pada produk akhir yang dihasilkan, manajemen sekolah harus menghasilkan manusia yang berubah.

Tujuh kegiatan pokok yang harus diemban kepala sekolah:
1. merencanakan
2. mengorganisasi
3. mengadakan staf
4. mengarahkan/orientasi sasaran
5. mengkoordinasi
6. memantau
7. evaluasi/menilai
























Bab III
Penutup
A. Simpulan
1. Pelaksanaan MBS memerlukan sosok kepala sekolah yang memiliki kemampuan manajerial dan integritas profesional yang tinggi serta demokratis dalam pengambilan keputusan di sekolah
2. Dalam pelaksanaan MBS kepala sekolah adalah the key person untuk keberhasilan pelaksanaan otonomi sekolah
3. Kepala sekolah sebagai seorang manager di sekolah bertanggung jawab bahwa kegiatan yang dilaksanakan di sekolah adalah menggarap rencana dengan benar dan mengerjakan dengan benar pula
4. Apabila menuai keberhasilan maka kinerja kepala sekolah telah terukur . Namun keberhasilan itu bukan semata keberhasilan kepala sekolah namun keberhasilan semua orang yang terlibat dalam pengelolaan dan manajemen sekolah
5. wajah sekolah identik dengan kepala sekolah

B. Saran
1. pelaksanaan MBS memerlukan perubahan sistem pengangkatan kepala sekolah dari ” pengankatan karena kepangkatan atau pengalaman kerja sebagai guru kepada pengangkatan yang berdasarkan kemampuan dan keterampilam profesional bidang manajemen pendidikan
2. untuk bisa unjuk profesional, disamping menguasai manajemen juga dibutuhkan kepala sekolah yang memiliki kemahiran menggunakan filsafat pendidikan, psikologi, ilmu kepemimpinan serta antropologi dan sosiologi















Daftar Pustaka


1. David Peterson, Scholl, Based
Management and Student Performance,
http://www.ed.gov/database/ERIC-Digests/ed 336845, html
2. Depdiknas ( 2008 ) manajemen Sekolah.
Sawangan : Pusdiklat Pegawai
3. Fattah, nanag ( 2000 ) Manajemen Berbasis Sekolah : Strategi Pemberdayaan Sekolah dalam rangka peningkatan Mutu dan Kemandirian sekolah, Bandung : Andira
4. Tim teknis, ( 1999 ) School Bassed Management di Tingkat Pendidikan Dasar, jakarta : Bappernas

KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILBUL


Untuk menanamkan konsep tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa memang terasa sulit. Namun kita harus berusaha semaksimal mungkin supaya peserta didik kita dapat menguasai konsep tersebut. Cara untuk menanamkan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat dengan menggunakan mesin hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dan juga dengan menggunakan model beserta garis bilangan. Seperti pada gambar di atas merupakan mesin hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sekaligus dapat digunakan untuk model penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Pembaca juga dapat membuat alat seperti pada gambar jika berminat.
Cara pembuatn :
Alat dan bahan :
• Triplek/melamin/kardus bekas tempat mesin cuci dan sejenisnya yang berukuran besar.
• Paku triplek, lem fox kayu
• Gergaji, pisau
Cara pembuatan :
• Triplek/melamin/kardus dipotong menjadi 3 bagian dengan ukuran sebagai berikut : 1. lebar 40 cm panjang minimal 120 cm. 2. lebar 25 cm panjang sama
nomor 1. 3. lebar 15 cm panjang sama nomor 1.
• Buat dua deret bilangan bulat dengan jarak yang sama dan antara bilangan positif dan negatif sama banyak dengan batas bilangan 0 (jika positif 1 s.d 10, negatif juga -1 s.d -10) pada papan ukuran nomor 2
• Buat satu deret bilangan bulat pada papan ukuran nomor 3 dengan bilangan yang sama pada papan ukuran nomor 2 bagian bawah. Lubangi bilangan 0 pada papan nomor 3 sehingga bilangn 0 pada papan nomor 2 terlihat jelas.
• Papan nomor 1 dan nomor 3 di tempelkan menggunakan lem dan dipaku, jangan lupa memberi sekat setebal papan nomor 2 , agar papan nomor 2 dapat bergerak bebas ke arah kiri dan kanan.
• Setelah nomor 1 dan 3 dipaku masukkan papan nomor 2 diantara papan nomor 1 dan nomor 3 dari atas atau samping.
• Buatlah model/gambar yang dapat menunjukkan berjalan maju dan mundur.
Cara menggunakan alat :
A. Sebagai alat hitung penjumlahan dan penguran bilangan bulat
• Contoh : 6 + (-8) = …
Geser kearah kiri papan nomor 2 sehingga terlihat dari lubang bilangan 0 pada papan nomor 3 bilangan 6. Cari bilangan (-8) pada papan nomor 3 maka diatas bilangan (-8) itulah jawabannya yaitu bilangan (-2). Kata kunci untuk penjumlahan adalah suku pertama (yang ditambah) terletak pada lubang bilangan 0 deret bilangan papan nomor 3. Suku kedua (yang menambah terletak pada deret bilangan papan nomor 3 dan hasil penjumlahan terletak pada deret bilangan papan nomor 2 yang berada di atas suku kedua.
• Contoh : 3 – (-5) = …
Berbeda dengan penjumlahan pada pengurangan langkahnya sebagai berikut :
Cari bilangan 3 pada bagian atas papan nomor 2, geser kearah kiri sehingga tepat diatas bilangan (-5) pada papan nomor 3. lihat pada lubang bilangan 0 pada papan nomor 3 maka terdapat bilangan 8, itulah jawabannya. Kata kunci untuk pengurangan adalah suku pertamama (yang dikurangai) terletak pada deret bilangan papan nomor 2 bagian atas. Suku kedua terletak pada deret bilangan pada papan nomor 3, dan hasilnya terletak pada lubang bilangan 0 deret bilangan nomor 3.
Perhatian !
Untuk melakukan penggeseran papan nomor 2 disesuaikan dengan kebutuhan dapat kekanan maupun kekiri.
Selamat mencoba!

B. Untuk penjumlahan dan pengurangan menggunakan model
• Contoh : 6 + (-8) = …
Model menghadap kekanan (arah bilangan positif) berjalan maju menuju bilangan 6, karena ditambah bilangan negatif maka model balik kanan menghadap kekiri ke arah bilangan negatif. Selanjutnya model maju sebanyak 8 langkah dan akan berhenti di bilangan (-2) bilangan ini sebagai hasil.
• Contoh : 3 – (-5) = …
Model menghadap kekanan (arah bilangan positif) berjalan maju menuju bilangan 3, karena dikurangi bilangan negatif maka model balik kanan menghadap kekiri ke arah bilangan negatif. Berhubung dikurngi (-5) maka model berjalan mundur sebanyak 5 langkah dan akan berhenti pada bilangan 8 bilangan ini sebagai hasilnya.
Kata kunci menggunakan model adalah :
1. Bilangan positif model menghadap ke kanan dan negatif model
menghadap kekiri
2. Jika ditambah berjalan maju, jika dikurangi berjalan mundur.
Selamat mencoba mudah-mudahan berhasil dan bermanfaat. (wrs)

Sabtu, 23 Mei 2009

REPLIKASI GUGUS DIRGANTARA




Kegiatan KKG di Gugus Candra yang dipandu oleh PBS dari Gugus girgantara diikuti oleh:SDN Kamijoro,SDN Kalijambe,SDN Mayungsari,SDN Jati ,dan SDN Medono berjalan dengan lancar.

Dua materi pembelajaran yang disampaikan dalam kegiatan tersebut antara lain : tentang Pengenalan Pembelajaran Pakem mata pelajaran Matematika dan IPS.Bidang studi Matematika oleh Ibu Martinah sedangkan bidang Studi IPS oleh Ibu Istinah.

Kegiatan diawali dengan kontrak pelatihan fersi DBE 2 yang tentu saja baru pertama kali mereka lakukan yang sebelumnya belum pernah ada. Biasanya KKG dimulai jika peserta sudah banyak yang datang sehingga target kegiatan sering tidak terpenuhi,kadang selesai kegiatan waktunya juga tidak menentu.Setelah dipandu oleh PBS dari DBE 2 mereka menjadi semangat bahkan menginginkan kegiatan tetap berlanjut.

PBS Matematika menampilkan permainan kartu domino yang isinya pecahan yang secara spontan dalam satu kelompok harus mencari pecahan yang nilainya sama namun tidak boleh dengan angka yang sama.

Selasa, 19 Mei 2009

Gugus Haldoko UPT P dan K Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo adakan Pelatihan


Bertempat di SD Negeri Kaliboto sebagai Pusat Gugus Haldoko 19 Mei 2009 telah berlangsung penularan pembuatan silabus dan pembuatan RPP dari Gugus Dirgantara hasil binaan DBE . Pelaksanaan berlangsung mulai pukul 08.00 hingga pukul 12.30. Kegiatan tersebut diikuti oleh 6 SD di lingkungan Gugus Haldoko meliputi, SDN Kaliboto itu sendiri, SDN Karangsari, SDN Celep, SDN Guntur dan SDN Jolodoro. Hal itu dilakukan atas prakarsa Moch Amir, M.Pd sebagai Kapala Sekolah SDN Kaliboto yang sekaligus sebagai Ketua Gugus Haldoko. Dalam pembukaan Ketua Gugus Haldoko mengatakan , maksud mengundang para PBS binaan DBE agar ada kesatuan pemahaman dalam penyusunan silabus dan pembuatan RPP ala DBE 2. Lebih lanjut dikatakan oleh Moch Amir.M.Pd bahwa kita harus mempunyai nilai lebih dibanding gugus lain, untuk itu dalam KKG kali ini kami mengundang para Pemandu Bidang Studi yang pernah mendapat pelatihan mata pelajaran tersebut. Pelaksaan pelatihan diadakan di Pusat Gugus Haldoko yaitu SDN Kaliboto . Materi yang disajikan antara lain cara mengembangkan Silabus dan pembuatan RPP. Para Pemandu meliputi Pemandu Bidang Studi Bahasa Indonesia oleh Margiyanto, S.Pd. Pemandu Matematika oleh Martinah ,S.Pd.serta Pemandu IPS oleh Istinah , S.Pd, dan Pemandu IPA oleh Supriyati SPd.. dalam kegiatan tersebut ternyata sangat diapresiasi oleh para Peserta, diselingi ice breaking yang menggelitik oleh Margiyanto yang mendapat predikat ”Profesor” dari ketua gugus cukup membuat peserta terkekeh . Sehingga kegiatan tersebut berlangung begitu cepat. Di sesi pertama dilakukan cara pengembangan Silabus Bahasa Indonesia baik kelas awal maupun kelas lanjut kemudian disusul pembuatan Silabus IPA dan cara pembuatan RPP IPA. Akhir 12.30 pelatihan ditutup Kegiatan tersebut juga akan dilanjutkan pada pertemuan KKG pada 3 Juni 2009 untuk melanjutkan pengembangan Silabus Matematika dan IPS .Demikian Gugus Haldoko mewartakan.

Senin, 18 Mei 2009

KONTRIBUSI DBE2 DI GUGUS KARTIKA


Hari ini Selasa, 19 Mei 2009 di SD Negeri Bener UPT P dan K Bener mengadakan KKG IPS DAN MATEMATIKA DI GUGUS KARTIKA Peserta KKG Gugus Kartika antara lain :
1. SDN Bener
2. SDN Ketosari
3. SDN Sidosari
4. SDN Legetan
5. SDN Sukwuwuh
6. SDN Sidomuki
Fasilitator :
1. Pemandu Matematika : Martinah, S.Pd
2. Pemandu IPS : Istinah, S.Pd
Kedua Fasilitator diatas adalah PBS dari DBE2
KKG pada saat ini penularan dari LPMP Semarang tetapi Materi yang disajikan sudah ditempuh tidak asing lagi untuk DBE2, yang pelatihannya berpusat di PSBG Dirgantara Bener Purworejo. Sehingga cara dan situasinya sama dengan waktu KKG ala DBE2 , salah satu contoh ada Kontrak pelatihan , padahal selama ini di KKG Kartika belum pernah mengadakan kontrak pelatihan pada waktu KKG, sungguh luar biasa DBE2, lanjutkan….
Salah satu komentar dari peserta, ” sungguh beruntung SD yang mendapatkan pelatihan dari DBE2”. Betul-betul luar biasa DBE.
Kontrak Pelatihan :
1. Tepat Waktu
2. Santai tapi serius
3. Hp digetarkan
4. Menghormati pendapat orang lain
5. Tidak boleh merokok dalam ruang pelatihan

Materinya adalah Mengenal Pembelajaran PAKEM Mata Pelajaran Matematika dan IPS, sebetulnya di DBE belum ada Pembelajaran Matematika dan IPS tetapi disini yang dipakai adalah cara penyajiannya semua ala DBE.

Jumat, 15 Mei 2009

TERNYATA PSBG ASYIK JUGA


• Hampir dapat dipastikan bahwa sekarang ini mayoritas warga Negara Indonesia sudah dapat membaca dan menulis sehingga panflet berbunyi bebas buta pun merebak bak jamur di mana-mana.
• Kemampuan atau keterampilan membaca dan menulis sudah dikuasai sejak anak masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Bahkan ketika anak duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK) ia sudah pula bisa membaca dan menulis. Namun untuk menulis dalam bentuk karya ilmiah, sastra maupun jurnalistik hanya orang-orang tertentu saja yang dapat melakukannya seperti wartawan atau penulis profesional. Hasil Karya mereka tadi, merupakan hasil karya mahal yang dapat mendatangkan keuntungan baik yang bersifat akademis maupun yang berupa materi uang.
• Namun demikian walaupun tidak harus dihargai dengan materi dan tidak perlu di hargai dengan apapun, saya akan mencoba menggoreskan pena saya untuk berbagi harapan seputar guru profesional.
• Sudahkah profesi guru layak berlabel profesional? Paling tidak seorang guru dapat meraih profesional apabila memiliki 3 kriteria yaitu mempunyai kompetensi pribadi, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Kompetensi pribadi adalah sikap yang melekat pada pribadi guru antara lain bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, adil, sabar, tegas bijaksana, jujur dan humoris. Kompetensi profesional berkaitan dengan kemampuan guru dalam penguasaan akademik (sesuai bidangnya) dan kemampuan mengajarnya. Kompetensi sosial adalah kemampuan yang berhubungan dengan bentuk partisipasi sosial di masyarakat baik formal maupun non formal.
• Perlu saya garis bawahi yang dimaksud guru memiliki jiwa humoris. Agar tidak disalahartikan dengan guru bisa melawak, namun lebih tepat bahwa guru harus mempunyai kepekaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan mengemasnya dalam bahasa yang segar, sehingga apa yang disampaikan menjadi menarik untuk diikuti. Tidak ada salahnya bukan jika seorang guru selalu mengikuti perkembangan cerita-cerita lucu/anekdot baik di PSBG, di internet maupun di majalah-majalah sebagai sarana agar dalam menyampaikan materi pembelajaran bervariasi (tidak monoton).
• Semua itu bisa di peroleh apabila seorang guru mau melihat ke depan , menengok ke belakang dan menoleh ke samping bahwa wadah / tempat untuk memperoleh semua itu tersedia di PSBG (Pusat Sumber Belajar Gugus) sesuai dengan 4 fungsi PSBG antara lain sebagai fungsi pertemuan, fungsi informasi, fungsi produksi dan fungsi pengembangan profesi. Oleh karena itu saya sengaja menuangkan tulisan saya ini untuk mengajak para guru agar PSBG menjadi patner sejati yang harus di miliki.
• Kesedihan guru yang utama adalah belum maksimalnya pelayanan yang diberikan kepada murid melalui PSBG pelayanan murid bahkan pelayanan pribadi maupun masyarakat insyaAllah dapat terpenuhi.
• Citra guru juga bisa terangkat jika mau beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing (conselor) dan manajer belajar (learning manager). Sebagai pelatih guru akan mendorong siswanya menguasai alat belajar / alat peraga yang semua itu tersedia di PSBG.
• Dunia selalu berubah, perkembangan teknologi sangat cepat, oleh karena itu guru profesional hendaknya tanggap, walaupun tidak mendominasi namun, paling tidak mengenal teknologi. Tempat yang paling dekat dengan kita untuk mengenal alam menguasai teknologi baik dari sistem mamal sampai sistem computer tersedia di PSBG. Sebaik apapun kurikulum yang dikembangkan dan sarana yang disediakan pada akhirnya gurulah yang melaksanakannya dalam PBM. Bahkan banyak ahli berpendapat bahwa guru merupakan kunci utama dalam peningkatan mutu pendidikan lalu bagaimana dengan anda?

Kamis, 07 Mei 2009

Profil PSBG Dirgantara Purworejo

A. Latar Belakang

Program DBE 2 USAID dimaksudkan untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan dasar dan kegiatan pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan jalan meningkatkan kemampuan profesional para guru dan Kepala Sekolah SD/MI melalui serangkaian kegiatan dan penciptaan lingkungan belajar yang lebih baik dan meyenangkan.
PSBG Dirgantara Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo telah menerima bantuan Starter KIT IPA dan Matematika, dan juga buku-buku dan CD Pembelajaran yang telah diterima pada tanggal..................... . Dengan diawali renovasi yang juga dibiayai oleh DBE 2 USAID senilai Rp. 6.250.000,00 ( enam juta dua ratus lima puluh ribu rupiah ).
Untuk memanfaatkan fasilitas dan sarana prasarana yang telah dihibahkan oleh DBE 2 USAID dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan melalui pembelajaran, maka kami Pengurus PSBG dirgantara Kecamatan Bener menyusun program Kerja ini.

B. Tujuan

Penyusunan Program Kerja ini dimaksudkan agar kami dalam memajukan PSBG di masa yang akan datang memiliki panduan, dan juga dapat memanfaatkan fasilitas, sarana dan prasarana yang telah kami miliki agar tidak mubadzir, sebagai penunjang pembelajaran, sehingga peningkatan mutu pendidikan seperti harapan dari program DBE 2 dapat terpenuhi.

C. Materi
Dalam menyusun program Kerja Pusat Sumber Belajar Gugus ( PSBG ) dirgantara Kecamatan Bener ini, kami menggunakan sistematika sebagai berikut :
1. VISI 5. Bagan Organisasi PSBG
2. MISI 6. Uraian Tugas Pengurus PSBG ( Job Description )
3. Fungsi 7. Rencana Program Kerja
4. Struktur organisasi Kepengurusan
1. VISI
Terwujudnya Pusat Sumber Belajar yang berfungsi dengan baik dan berkelanjutan bagi peningkatan profesionalisme para guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya di gugus.

2. MISI
Menunjang peningkatan mutu pendidikan di SD/MI dalam gugus Dirgantara kecamatan Bener dengan jalan memberikan layanan program dan sumber belajar bagi pelatihan guru di tingkat gugus dan proses pembelajaran di kelas.

3. FUNGSI
Dengan adanya PSBG diharapkan dapat berfungsi sebagai :
a. Tempat warga gugus mengadakan pertemuan-pertemuan baik rutin maupun insidental berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesionalnya.
b. Tempat warga gugus dapat melakukan kegiatan-kegiatan pengembanagan profesional dalam pendidikan dan pembelajaran.
c. Tempat warga gugus mendapatkan informasi pendidikan dan pembelajaran.
d. Tempat kegiatan warga gugus mengekspresikan kemampuan dan kreatifitas dalam membuat alat bantu atau media pembelajaran untuk menunjang kegiatan pembelajaran mereka di sekolah masing-masing.

4. STRUKTUR ORGANISASI
( Terlampir )
5. BAGAN ORGANISASI PSBG
( Terlampir )

6. URAIAN TUGAS PENGURUS PSBG ( JOB DESCRIPTION )
( Terlampir )

7. RENCANA PROGRAM KERJA
( Terlampir )
PENUTUP

Peningkatan mutu pendidikan sesuai harapan DBE 2 akan berjalan dengan baik apabila didukung dengan tanggung jawab guru yang besar, disertai kreatifitas guru dalam menciptakan pembelajaran aktif. Pembelajaran yang aktif akan tercipta jika para guru memiliki program yang jelas.

Untuk memfasilitasi kesiapan guru dalam melakukan pembelajaran, maka dalam setiap bulan di gugus Dirgantara diadakan KKG, KKKS dengan rencana kerja yang telah kami susun bersama.

Semoga dengan telah tersusunnya rencana program kerja ini, kami warga gugus Dirgantara dapat merealisasikannya dalam pembelajaran, dan PSBG yang telah berdiri dengan segala sarana dan prasarananya dapat kami manfaatkan sebagaimana mestinya.

Akhirnya kami berharap, semoga gugus Dirgantara Kecamatan Bener menjadi salah satu gugus yang terus berkembang dan produktif sesuai dengan visi PSBG kami demi tercapainya peningkatan mutu pendidikan dasar. Amin Ya Robbal ‘alamiin.






Bener, 29 Maret 2008


ttd


PENGURUS

Lampiran I
STRUKTUR ORGANISASI PSBG “ DIRGANTARA “
KECAMATAN BENER, KABUPATEN PURWOREJO

Pelindung : Ka. UPTD Pendidikan Kec. Bener
Pembina : Pengawas TK/SD
Ketua : Tukimin
Sekretaris : Sumpeno
Bendahara : Much Amir
Manajer : Waris Susanto

Koordinator Devisi : Tri Wuryani
1. Devisi Pertemuan : Asngari
2. Devisi Produksi : Amat Rowandi
3. Devisi Pengemb. Profesi : Junaedi
4. Devisi Inf. / Publikasi : Katrin DW
5. Guru Pemandu :
a. Bahasa Indonesia : Margiyanto
b. Matematika : Martinah
c. IPA/Sains : Sri Ekokapti
d. IPS : Istinah
e. Tematik : Waris Susanto
f. PKn : Umi Sulaimah
g. Pendidikan Agama Islam : NH. Andrajati
h. Pend. Jasm. Dan Kesh. : Djarot Wirjono
i. Bhs. Inggris : Ria Purwaningsih
j. Bhs. Jawa : K. Sudarmanto
k. Seni Budaya dan Ketrampilan :
1) Musik : Sri Maryani
2) Lukis : Suwarto
3) Tari : Sri Wijayanti
4) Ketrampilan : Eni Kusrini

Daftar Piket Kepala Sekolah :
1. Hari Selasa :
a. Tukimin
b. Asngari
c. Sukarto
d. Junaedi
2. Hari Rabu :
a. Tri Wuryani
b. Much Amir
c. Sarowi S.
d. Junaedi
3. Hari Kamis :
a. Sumpeno
b. Amat Rowandi
c. Tohir
d. Junaedi
Tata Tertib PSBG Dirgantara :

 Mengisi buku tamu/kunjungan.
 Prioritas kepada warga gugus.
 Peralatan ( hanya buku ) dapat dipinjam, dibawa pulang selama 3 hari, dikembalikan seperti semula ( kecuali alat-alat elektronik ).
 Kerusakan ditanggung peminjam.
 Alat-alat PSBG dikembalikan seperti semula dalam keadaan bersih dan rapi sehabis digunakan.
 Peminjam wajib mematuhi aturan yang berlaku.



Lampiran III
URAIAN TUGAS PENGURUS ( JOB DESCRIPTION )
PSBG “ DIRGANTARA “

Pelindung :
1. Melindungi keberadaan PSBG.
2. Memfasilitasi kebutuhan PSBG.

Pembina :
1. Memberikan arahan dan bimbingan dalam pengelolaan PSBG.
2. Memberikan bimbingan dalam pengembangan PSBG.
3. Membantu dalam penggalian sumber daya dan dana PSBG.
4. Memberikan bimbingan dalam peningkatan mutu pembelajaran.

Ketua :
1. Bertanggung jawab ke dalam dan keluar PSBG.
2. Mewakili PSBG dalam hubungan dengan lembaga lain.
3. Menyusun Rencana Kegiatan dan biaya PSBG.
4. Menggerakkan semua potensi yang dimiliki PSBG.
5. Menggali sumber daya dan dana untuk kepentingan PSBG.
6. Menciptakan suasana PSBG yang sejuk dan harmonis.
7. Mengatasai berbagai masalah yang timbul dalam PSBG.
8. Mengendalikan semua kegiatan PSBG.
9. Mengadakan konsultasi dan koordinasi kepada Dinas Pendidikan dan DBE.
10. Menyusun pelaporan kegiatan PSBG.

Sekretaris :
1. Mengurusi surat menyurat yang berkaitan dengan kegiatan PSBG.
2. Mengurusi pengarsipan surat yang masuk dan keluar .
3. Mencatat semua inventaris PSBG.
4. Menyusun surat dan mendistribusikannya.
5. Mewakili Ketua apabila ketua berhalangan.

Bendahara :
1. Mencatat dan menyimpan keuangan PSBG.
2. Membelanjakan / mengelola keuangan PSBG.
3. Menyusun laporan keuangan PSBG baik ke dalam maupun keluar.
4. Menggali sumber dana untuk kepentingan PSBG.

Manager :
1. Mengatur semua kegiatan PSBG.
2. Menyediakan peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan PSBG.
3. Menyusun rencana kegiatan KKG dan KKKS.
4. Mengelola kegiatan KKG.
5. Menyusun laporan kegiatan KKG.

Koordinator Devisi :
1. Bersama dengan MTT meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
2. Mengoptimalkan empat fungsi PSBG.
3. Menyusun strategi agar active learning dapat dilaksanakan di semua kelas.
4. Membuat Best Practices setiap bulan.


Ketua Devisi Pertemuan :
1. Mengoptimalkan pertemuan guru dalam KKG dan Kepala Sekolah dalam KKKS.
2. Menyusun jadwal pertemuan Kepala Sekolah dan guru dalam KKG/KKKS.
3. Mengatur ruang kegiatan PSBG.
4. Menyusun laporan penggunaan ruang PSBG.


Ketua Devisi pengembangan Profesi :
1. Meningkatkan kemampuan guru dan Kepala Sekolah dalam tugas sehari-hari.
2. Menyusun program pelatihan ketrampilan guru.
3. Melaksanakan program pelatihan guru untuk meningkatkan profesionalisme.
4. Menyusun laporan perkembangan peta kemampuan guru.

Ketua Devisi Produksi :
1. Menyusun program pembuatan alat peraga ( APM ) bagi guru.
2. Merencanakan pembuatan PTK bagi guru dan Kepala Sekolah.
3. Menginventarisasi peralatan yang dimiliki PSBG.
4. Menyusun laporan tentang perlengkapan PSBG.

Ketua Devisi Komunikasi :
1. Menginformasikan semua kegiatan PSBG kepada pihak lain.
2. Membuat brosur, poster, dan pamflet tentang PSBG.
3. Mengatur pajangan yang dimiliki PSBG.
4. Mengelola majalah dinding PSBG
5. Menyiapkan kegiatan pameran/show yang dilakukan PSBG .
6. Membuat laporan tentang perkembangan PSBG.


Guru Pemandu :
1. Membimbing teman guru dalam kegiatan KKG sesuai mata pelajaran panduannya.
2. Merencanakan model-model pembelajaran PAKEM sesuai mata pelajarannya.
3. Memfasilitasi diskusi kelompok mata pelajaran dalam KKG.
4. Mencatat berbagai permasalahan pembelajaran dan alternatif pemecahannya.
5. Menyampaikan laporan kepada Ketua PSBG tentang masalah pembelajaran yang belum dapat diatasi dalam diskusi kelompok mata pelajaran.

Lampiran IV

RENCANA PROGRAM KERJA

A. PROGRAM JANGKA PENDEK ( Tahun I ) s.d. Desember 2007
1. Penggalian Kebutuhan ke sekolah-sekolah.
2. Inventarisasi Kebutuhan-kebutuhan guru.
3. Perbaikan Ruang PSBG.
4. Penyusunan Program dan Pembentukan Pengurus :
a. Menyelenggarakan pertemuan rutin sesuai jadwal;
b. Memecahkan masalah-masalah pembelajaran;
c. Membuat silabus, RPP dan kelengkapannya;
d. Membuat Alat Peraga Sederhana.
5. Sosialisasi Program.
6. Pelaksanaan Program.
7. Evaluasi.
8. Tindak Lanjut.

B. PROGRAM JANGKA MENENGAH ( s.d. Tahun III ) s.d. Desember 2009
1. Penyusunan Program :
a. Mengadakan pelatihan-pelatihan;
b. Mengadakan Simulasi Pembelajaran Aktif.
2. Pelaksanaan Program.
3. Evaluasi.
4. Tindak Lanjut.





C. PROGRAM JANGKA PANJANG ( s.d. Tahun V ) s.d. Desember 2011
1. Penyusunan Program :
a. Membuat Alat Peraga dan VCD Pembelajaran;
b. Memasarkan Model Alat Peraga dan VCD Pembelajaran;
c. Mempromosikan Program PSBG;
d. Mencari partner untuk kerjasama;
e. Mengadakan lomba dan pameran penggunaan ICT untuk siswa dan guru.
2. Pelaksanaan Program.
3. Evaluasi.
4. Tindak Lanjut.