Kamis, 18 Juni 2009

PERKENALAN PEMBELAJARAN IAI



Pada hari Rabu,10 Juni 2009 IGTK UPT P dan K Bener mengadakan pertemuan rutin yang dihadiri oleh kurang lebih 65 guru TK se UPT P dan K Bener.
Acara inti pertemuan hari itu adalah perkenalan Program Pembelajaran IAI dari TK binaan DBE 2 yaitu TK Mardisiwi ,Desa Kaliboto, Kecamatan Bener ,Kabupaten Purworejo.

Perkenalan Pembelajaran IAI yang disampaikan pada hari itu atas kesepakatan musyawarah antara Ka UPT dan Tim DBE 2 di Kec.Bener,yang disaksikan oleh bapak Haryo Yunanto dari DBE 2 Semarang, sehabis melaksanakan kegiatan Postes TK.

Kegiatan dipandu oleh Kepala TK yaitu Ibu Suharti dan dibantu oleh dua orang guru : Ibu Irawati dan Ibu Umi Hidayah didampingi oleh Pengawas TK/SD dan LRC DBE 2 ( Ibu Tri Wuryani ). Kegiatan diawali dengan penjelasan dan penyampaian informasi seputar DBE 2. ( dari kriteria pemilihan TK Binaan sampai ke pemberian Hibah ).

Tujuan Perkenalan Pembelajaran IAI ,untuk mengetahui sejauh mana tanggapan guru-guru TK diluar binaan DBE tentang program IAI . Ternyata respon mereka sangat bagus,bahkan para guru menginginkan penularan pembelajaran IAI melalui KKG ruru TK di masing-masing gugus.

Pertemuan berakhir setelah para guru berhasil mempraktikkan APM sesuai lembar kerja yang diterima yaitu cap dua tangan dengan lem kanji yang telah disiapkan. Inilah kegiatan mereka menggambarkan guru yang kreatif.

Rabu, 10 Juni 2009

POS TES DI TK MARDISIWI KALIBOTO


Tanggal 6 Juni 2009 di Taman Kanak-kanak Mardisiwi desa Kaliboto Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo diadakan Pos Tes untuk mengevaluasi peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Pos Tes dilakukan oleh tim dari DBE2 yaitu Bapak Haryo, Ibu Siti Khotijah dan Ibu Palupi. Selain tim dari DBE2 postes juga dihadiri oleh Kepala UPT Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Bener Bapak Drs. Sasmito Adi dan Pengawas TK/SD/SDLB Bapak Banjar Rianto, S.Pd.. Pertanyaan yang diajukan bukan hanya untuk peserta didik saja namun juga diajukan kepada Kepala Sekolah Ibu Suharti , Penyeleng Sekolah Bp. Ruhadi, Wali murid yang hadir serta sepuluh siswa TK Mardisiwi. Hasil pos tes berpredikat bagus banyak peningkatan dalam hasil pembelajaran terbukti sebanyak 98% pertanyak dapat di jawab dengan benar dan cepat oleh peserta didik.

Senin, 08 Juni 2009

KKG DI GUGUS HALDOKO DAN KARTIKA


Pada waktu yang lalu telah disampaikan materi pembuatan silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) oleh Mr. Margiyanto dan Mrs. Istinah. Kali ini (Rabu, 3 Juni 2009) tampil kembali PBS menyapaikan materi dalam KKG di Gugus Haldoko tentang pengenalan pembelajaran yang bernuansa PAKEM oleh Mrs. Martinah. Walaupun Mrs. Martinah sebagai fasilitator tunggal, namun memiliki semangat yang membara dan tak mengenal lelah. Hal ini disebabkan peserta KKG dari gugus Haldoko cukup antusias mengikuti materi yang disampaikan Mrs. Martinah.
Dalam acara KKG juga diadakan lepas sambut Pengawas TK, SD dan SLB. Yang semula Bp. Banjariyanto, S.Pd. sebagai pengawas di gugus Haldoko saat ini digantikan oleh Bp.Kasmino, S.Pd.

Replikasi juga diadakan di gugus Kartika. Pelaksanaan di gugus Kartika pada tanggal 4 Juli 2009. Materi dalam KKG di Gugus Kartika yaitu pembuatan Silabus dan RPP yang disampaikan oleh Margiyanto PBS gugus Dirgantara. Dalam acara KKG tersebut dihadiri oleh pengawas TK/SD dan SLB Bp. Drs. Riyadi Akhmad , seluruh Kepala Sekolah, dan guru SD yang tergabung dalam gugus Kartika.

Senin, 01 Juni 2009

SELEKSI KEPALA SEKOLAH TINGKAT UPT PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BENER



Pada tgl 30 Mei 2009 UPT Pend dan Kebudayaan Bener mengadakan SELEKSI GURU DAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI,kegiatan tersebut diikuti oleh semua SD dan TK se UPT P dan K Bener,setiap SD dan TK mengirimkan satu guru dan kepala sekolah sebagai perwakilan.Tahap I yaitu materi Ujian tertulis dan di ambil 5 besar dari guru dan kepala sekolah. Tahap II dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2009 dengan materi ujian tertulis dan materi TIK dengan pengusaan ICT dengan melaksanakan Presentasi. ICT yang diujikan berupa MS Word dan EXEL sedangkan Presentasinya menggunakan Power Point.
Dari ke 5 besar Kepala Sekolah peserta yang masuk nominasi tiga diantaranya adalah dari gugus dirgantara yaitu,Bp. TUKIMIN, S.Pd Kepala Sekolah SDN Kedungpucang yang merupakan centre dari pada kegiatan DBE sekaligus Ketua PSBG DIRGANTARA, Juanaedi, M.Pd KS SD Ketosari, Sumpeno, S.Pd KS SD Kebon Kliwon.Dari ketiga KS tersebut yang masuk seleksi ke tingkat Kabupaten adalah Bp. Tukimin, S.Pd. Pada tanggal 3 Mei 2009 seleksi di Kabupaten yang pesertanya hasil seleksi tingkat UPT se Kab Purworejo sebanyak 16 peserta. Hasil Seleksi kepala sekolah berprestasi tngkat Kab.menunjukkan bahwa Bp.Tukimin masuk ke tingkat propinsi Jateng.
PROFIL KEPALA SEKOLAH

Nama : TUKIMIN, S.Pd
NIP : 19630812 198405 1 005
Pangkat : Pembina
Gol. Ruang : IV / a
Tempat : Kulon Progo
Tgl. Lahir : 12 Agustus 1963
Unit Kerja : SDN Kedungpucang
TMT CPNS : 1 Mei 1984
TMT Kepala Sekolah : 28 Agustus 2003
Pendidikan : S1

sedangkan yang dipresentasikan berupa makalah,silahkan dibaca semoga bermanfaat :........
Manajemen Berbasis Sekolah :
Upaya Memberdayakan Kepala Sekolah Sebagai Manajer Di Sekolah

Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Kesadaran tentang arti dan makna pentingnya pendidikan oleh segenap lapisan masyarakat, bahwa pendidikan senantiasa memberikan harapan yang lebih baik pada masa yang akan datang, telah mendorong dan memberi motivasi seluruh stakeholder dan masyarakat pada umumnya terhadap gerak langkah perkembangan pendidikan. Sekolah sebagai institusi pendidikan, merupakan tempat proses pendidikan berlangsung, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis. Dalam kegiatannya, sekolah bukan hanya sekedar tempat mobilitas dan berkumpulnya kepala sekolah, guru dan siswa tetapi sekolah berada pada satu tatanan sistem yang rumit, komplek dan saling berkaitan. Sekolah yang diharapkan dapat meningkatkan kwalitas sumber daya manusia, perlu dikelola, diatur, ditata dan diberdayakan, agar dapat menghasilkan produk secara optimal.
Didalam konteks pendidikan sekolah memiliki stakeholder antara lain murid-murid, guru, masyarakat, pemerintah, dunia usaha, maka sekolah memerlukan pengelolaan ( manajemen ) yang akurat, akuntabel agar dapat memberikan hasil yang optimal, sesuai dengan tuntutan pihak-pihak yang berkepentingan.
Manajemen Berbasis Sekolah disingkat MBS adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk merancang atau mendesain kembali pengelolaan sekolah dengan memberikan keleluasaan kepada kepala sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan kinerja sekolah yang mencakup guru, kepala sekolah, siswa, orang tua siswa dan masyarakat. MBS mengubah sistem pengambilan keputusan dengan memindahkan otoritas dalam pengambilan keputusan dan manajemen ke setiap pihak yang berkepentingan ditingkat lokal ( local stakeholder ) ( Chapnan, 1990 )
Kepala Sekolah adalah pelaksana suatu tugas yang sarat dengan harapan dan pembaharuan. Kemasan cita-cita mulia pendidikan kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah. Sekolah sebagai suatu komunitas pendidikan membutuhkan seorang figur pemimnpin yang dapat mendayagunakan semua potensi yang ada dalam sekolah. Maka disinilah letak pentingnya pemberdayaan kepala sekolah melalui Manajemen Berbasis Sekolah.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan dan pengendalian seperti apa yang dibutuhkan oleh sekolah ?
2. Apa manfaat MBS dalam pengelolaan sekolah ?
3. Bagaimana pemberdayaan kepala sekolah sebagai menajer di sekolah ?

C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Mengetahui sistem pengelolaan dan pengendalian sekolah
2. Megetahui manfaat MBS dalam pengelolaan sekolah
3. Mengetahui bagaimana memberdayakan kepala sekolah sebagai manager di sekolah

D. Manfaat Penulisan Makalah
1. Menyebarluaskan kepada stakeholder tentang pengelolaan dan pengendalian sekolah dalam rangka desentralisasi pendidikan khususnya dan pelaksanaan otonomi daerah pada umumnya
2. Mengingatkan manfaat MBS dalam pengelolaan sekolah kepada seluruh pemangku kepentingan pendidikan,khususnya masyarakat dan pemerintah
3. Menambah wawasan cara pandang dan aplikasi di sekolah tentang fungsi manager sebagai seorang kepala sekolah




















Bab II
Pembahasan

A. Pengelolaan dan Pengendalian Sekolah
Optimalisasi sumber-sumber daya yang berkenaan dengan pemberdayaan sekolah merupakan alternatif yang paling tepat untuk mewujudkan suatu sekolah yang mandiri dan memiliki keunggulan tinggi. Pemberdayaan berarti memberi otonomi yang lebih luas dalam memecahkan masalah disekolah, dengan cara melakukan perubahan kebijakan dibidang manajemen pendidikan dengan prinsip memberikan kewenangan, dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan sesuai tuntutan dan kebutuhan masing-masing sekolah secara lokal. Meskipun tidak mudah tetap harus dilakukan sebab :
1. tuntutan keperluan masyarakat terhadap hasil pendidikan
2. semakin tingginya kehidupan sosial masyarakat dengan berkembangnya IPTEK
3. Masyarakat meyakini bahwa pendidikan mampu menjawab dan mengantisipasi tantangan tersebut
Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan memberdayakan sekolah melalui Manjemen Berbasis Sekolah ( MBS ), yang intinya memberikan kewenangan dan pendelegasian kewenangan ( delegation of authority ) kepada sekolah untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kwalitas secara berkelanjutan ( quality continous improvement ).
Dengan mengalihkan wewenang dalam keputusan dari pemerintah tingkat pusat ( Depdiknas ), Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/kota kesekolah diharapkan sekolah lebih mandiri berkembang sesuai kondisi dan tuntutan masyarakat. Sekolah dikelola dengan melaksanakan MBS, pemerintah berfungsi sebagai pengendali

B. Manfaat MBS Dalam Pengelolaan Sekolah
MBS dipandang sebagai alternatif dari pola umum pengoperasian sekolah yang selama ini memusatkan wewenang dibirokrasi pendidikan. MBS adalah strategi untuk meningkatkan pendidikan dengan mendelegasikan kewenangan pangambilan keputusan penting dari pusat dan daerah ke tingkat sekolah misalnya tentang anggaran dan kurikulum.


Para pendukung MBS menyatakan lebih banyak maslahatnya, karena :
1. Menciptakan sumber kepemimpinan baru
2. Demokratis
3. Terbuka
4. Menciptakan keseimbangan yang pas antara anggaran yang tersedia dan prioritas program
5. Meningkatkan motivasi dan komunikasi
6. Menigkatkan prestasi belajar murid.

Penerapan MBS yang efektif secara spesisik mengidentifikasi beberapa manfaat spesifik dari penerapan MBS sebagai berikut ( Kathleen, Eric-digests, Downloaded April 2002 ).
1. Memungkinkan orang-orang berkompeten di sekolah untuk mengambil keputusan yang akan meningkatkan pembelajaran
2. memberi peluang bagi seluruh anggota sekolah untuk terlibat dalam pengmbilan keputusan penting
3. mendorong munculnya kreatifitas dalam merancang bangun program pembelajaran mengarahkan kembali sumber daya yang tersedia untuk mendukung tujuan yang dikembangkan disetiap sekolah
4. mengarahkan kembali sumber daya yang tersedia untuk mendukung tujuan yang dikembangkan di setiap sekolah
5. menghasilkan rencana anggaran yang lebih realistik ketika orang tua dan guru makin menyadari keadaan keuangan sekolah, batasan pengeluaran dan biaya program-program sekolah
6. meningkatkan motivasi guru dan mengembangkan kepemimpinan baru di semua level

C. Memberdayakan Kepala Sekolah Sebagai Manager di Sekolah
Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas yang sarat dengan harapan perubahan dan pembaharuan. Sekolah sebagai suatu komunitas pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan semua potensi yang ada dalam sekolah. Untuk mewujudkan visi dan misi sekolah kepala sekolah bukan sekedar akumulator melainkan juga harus berfungsi sebagai konseptor managerial. Kepala sekolah tidak hanya dituntut sebagai edukator dan administrator, tapi juga sebagai manager dan supervisor yang mampu menerapkan manajemen bermutu. Indikasinya ada pada iklim kerja dan proses pembelajaran yang kontruktif berkreasi dan berprestasi.
Manajemen sekolah tidak lain berarti pendayagunaan dan penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif. Pada prinsipnya manajenen sekolah sama dengan manajemen perusahaan perbedaannya pada produk akhir yang dihasilkan, manajemen sekolah harus menghasilkan manusia yang berubah.

Tujuh kegiatan pokok yang harus diemban kepala sekolah:
1. merencanakan
2. mengorganisasi
3. mengadakan staf
4. mengarahkan/orientasi sasaran
5. mengkoordinasi
6. memantau
7. evaluasi/menilai
























Bab III
Penutup
A. Simpulan
1. Pelaksanaan MBS memerlukan sosok kepala sekolah yang memiliki kemampuan manajerial dan integritas profesional yang tinggi serta demokratis dalam pengambilan keputusan di sekolah
2. Dalam pelaksanaan MBS kepala sekolah adalah the key person untuk keberhasilan pelaksanaan otonomi sekolah
3. Kepala sekolah sebagai seorang manager di sekolah bertanggung jawab bahwa kegiatan yang dilaksanakan di sekolah adalah menggarap rencana dengan benar dan mengerjakan dengan benar pula
4. Apabila menuai keberhasilan maka kinerja kepala sekolah telah terukur . Namun keberhasilan itu bukan semata keberhasilan kepala sekolah namun keberhasilan semua orang yang terlibat dalam pengelolaan dan manajemen sekolah
5. wajah sekolah identik dengan kepala sekolah

B. Saran
1. pelaksanaan MBS memerlukan perubahan sistem pengangkatan kepala sekolah dari ” pengankatan karena kepangkatan atau pengalaman kerja sebagai guru kepada pengangkatan yang berdasarkan kemampuan dan keterampilam profesional bidang manajemen pendidikan
2. untuk bisa unjuk profesional, disamping menguasai manajemen juga dibutuhkan kepala sekolah yang memiliki kemahiran menggunakan filsafat pendidikan, psikologi, ilmu kepemimpinan serta antropologi dan sosiologi















Daftar Pustaka


1. David Peterson, Scholl, Based
Management and Student Performance,
http://www.ed.gov/database/ERIC-Digests/ed 336845, html
2. Depdiknas ( 2008 ) manajemen Sekolah.
Sawangan : Pusdiklat Pegawai
3. Fattah, nanag ( 2000 ) Manajemen Berbasis Sekolah : Strategi Pemberdayaan Sekolah dalam rangka peningkatan Mutu dan Kemandirian sekolah, Bandung : Andira
4. Tim teknis, ( 1999 ) School Bassed Management di Tingkat Pendidikan Dasar, jakarta : Bappernas

KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILBUL


Untuk menanamkan konsep tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa memang terasa sulit. Namun kita harus berusaha semaksimal mungkin supaya peserta didik kita dapat menguasai konsep tersebut. Cara untuk menanamkan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat dengan menggunakan mesin hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dan juga dengan menggunakan model beserta garis bilangan. Seperti pada gambar di atas merupakan mesin hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sekaligus dapat digunakan untuk model penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Pembaca juga dapat membuat alat seperti pada gambar jika berminat.
Cara pembuatn :
Alat dan bahan :
• Triplek/melamin/kardus bekas tempat mesin cuci dan sejenisnya yang berukuran besar.
• Paku triplek, lem fox kayu
• Gergaji, pisau
Cara pembuatan :
• Triplek/melamin/kardus dipotong menjadi 3 bagian dengan ukuran sebagai berikut : 1. lebar 40 cm panjang minimal 120 cm. 2. lebar 25 cm panjang sama
nomor 1. 3. lebar 15 cm panjang sama nomor 1.
• Buat dua deret bilangan bulat dengan jarak yang sama dan antara bilangan positif dan negatif sama banyak dengan batas bilangan 0 (jika positif 1 s.d 10, negatif juga -1 s.d -10) pada papan ukuran nomor 2
• Buat satu deret bilangan bulat pada papan ukuran nomor 3 dengan bilangan yang sama pada papan ukuran nomor 2 bagian bawah. Lubangi bilangan 0 pada papan nomor 3 sehingga bilangn 0 pada papan nomor 2 terlihat jelas.
• Papan nomor 1 dan nomor 3 di tempelkan menggunakan lem dan dipaku, jangan lupa memberi sekat setebal papan nomor 2 , agar papan nomor 2 dapat bergerak bebas ke arah kiri dan kanan.
• Setelah nomor 1 dan 3 dipaku masukkan papan nomor 2 diantara papan nomor 1 dan nomor 3 dari atas atau samping.
• Buatlah model/gambar yang dapat menunjukkan berjalan maju dan mundur.
Cara menggunakan alat :
A. Sebagai alat hitung penjumlahan dan penguran bilangan bulat
• Contoh : 6 + (-8) = …
Geser kearah kiri papan nomor 2 sehingga terlihat dari lubang bilangan 0 pada papan nomor 3 bilangan 6. Cari bilangan (-8) pada papan nomor 3 maka diatas bilangan (-8) itulah jawabannya yaitu bilangan (-2). Kata kunci untuk penjumlahan adalah suku pertama (yang ditambah) terletak pada lubang bilangan 0 deret bilangan papan nomor 3. Suku kedua (yang menambah terletak pada deret bilangan papan nomor 3 dan hasil penjumlahan terletak pada deret bilangan papan nomor 2 yang berada di atas suku kedua.
• Contoh : 3 – (-5) = …
Berbeda dengan penjumlahan pada pengurangan langkahnya sebagai berikut :
Cari bilangan 3 pada bagian atas papan nomor 2, geser kearah kiri sehingga tepat diatas bilangan (-5) pada papan nomor 3. lihat pada lubang bilangan 0 pada papan nomor 3 maka terdapat bilangan 8, itulah jawabannya. Kata kunci untuk pengurangan adalah suku pertamama (yang dikurangai) terletak pada deret bilangan papan nomor 2 bagian atas. Suku kedua terletak pada deret bilangan pada papan nomor 3, dan hasilnya terletak pada lubang bilangan 0 deret bilangan nomor 3.
Perhatian !
Untuk melakukan penggeseran papan nomor 2 disesuaikan dengan kebutuhan dapat kekanan maupun kekiri.
Selamat mencoba!

B. Untuk penjumlahan dan pengurangan menggunakan model
• Contoh : 6 + (-8) = …
Model menghadap kekanan (arah bilangan positif) berjalan maju menuju bilangan 6, karena ditambah bilangan negatif maka model balik kanan menghadap kekiri ke arah bilangan negatif. Selanjutnya model maju sebanyak 8 langkah dan akan berhenti di bilangan (-2) bilangan ini sebagai hasil.
• Contoh : 3 – (-5) = …
Model menghadap kekanan (arah bilangan positif) berjalan maju menuju bilangan 3, karena dikurangi bilangan negatif maka model balik kanan menghadap kekiri ke arah bilangan negatif. Berhubung dikurngi (-5) maka model berjalan mundur sebanyak 5 langkah dan akan berhenti pada bilangan 8 bilangan ini sebagai hasilnya.
Kata kunci menggunakan model adalah :
1. Bilangan positif model menghadap ke kanan dan negatif model
menghadap kekiri
2. Jika ditambah berjalan maju, jika dikurangi berjalan mundur.
Selamat mencoba mudah-mudahan berhasil dan bermanfaat. (wrs)